In Memoriam
Beliau meninggalkan seorang isteri, Ibu Tri Murni Soentono, dan seorang anak, Asih Wahyu Respati Andayani.
Prof. Soedyartomo Soentono lahir di Jepara pada tanggal 16 Desember 1946, lama bermukim dan bersekolah di Kudus Jawa Tengah, kemudian mengikuti pendidikan tinggi di Universitas Gadjah Mada dengan mengambil jurusan kimia. Setelah lulus beliau menjadi pegawai Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), sekarang Badan Tenaga Nuklir Nasional, dan memperoleh gelar S2 dan S3 di Universitas Salford, Inggeris. Beliau meraih jabatan Ahli Peneliti Utama pada tahun 1996.
Karier almarhum semenjak masuk di BATAN Yogyakarta menanjak terus hingga turut aktif merintis, membangun dan membina kawasan penelitian dan pengembangan tenaga nuklir di BATAN Serpong, terutama sangat berjasa dalam mewujudkan kemampuan BATAN dalam membuat sendiri bahan bakar nuklir untuk keperluan reaktor serba-guna G.A.Siwabessy. Jabatan yang dipegangnya nerturut-turut adalah Kepala Pusat Elemen Bakar Nuklir mulai 18 April 1986, Deputi Direktur Jenderal BATAN Bidang Penelitian dan Pengembangan Industri Nuklir mulai 1 Februari 1994, Deputi Kepala BATAN Bidang Pengembangan Teknologi Daur Bahan Nuklir dan Rekayasa dari 27 Mei 1999, kemudian Deputi Kepala BATAN Bidang Pengembangan Teknologi dan Energi Nuklir sejak 18 april 2001 dan terakhir Kepala BATAN sejak 5 Juli 2002 hingga 26 Maret 2007.
Sebagai Kepala BATAN beliau berhasil meyakinkan Pemerintah tentang perlunya memulai pembangunan pusat listrik tenaga nuklir. Pemerintah menetapkan program tenaga nuklir berturut-turut dalam beberapa dokumen penting, yaitu melalui penerbitan (1) Kebijakan Energi Nasional (KEN) oleh Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral pada tahun 2004, (2) Pengelolaan Energi Nasional (PEN) oleh Badan Koordinasi Energi Nasional pada tahun 2005, (3) Peraturan Presiden No. 5 tahun 2006 yang ditanda-tangani oleh Presiden pada tanggal 25 Januari 2006, dan (4) Undang-undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.
Sejak kunjungan El Baradei, Direktur Jenderal International Atomic Energy Agency (Badan Tenaga Atom Internasional), di Indonesia Desember 2006 yang baru lalu Prof. Soedyartomo Soentono diangkat sebagai anggota badan penasehat DirJen IAEA yaitu Standing Advisory Group on Nuclear Energy (SAGNE) untuk bidang bahan bakar nuklir.
Kebetulan bulan April 2007 acara Prof. Soedyartomo sangat padat: Sebagai Peserta dan Pembicara pada acara di Aomori, Jepang, 9-13 April; Seminar Departemen Luar Negeri tentang Nuklir Iran di Universitas Indonesia, 16 April; Acara SAGNE di Wina mulai 17 April; Seminar Deplu di Makasar, 23 April; Konperensi Internasional “Women in Nuclear-Global” di Bali, 25 April.